Koperasi Bisa Bersaing Secara Global
Koperasi di Indonesia masih bisa bersaing secara global asal dikelola dengan baik dan profesional. Dan bila ingin bersaing, insan koperasi harus berbenah. Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Atte Sugandi, saat dihubungi Selasa (16/7).
Saat ini jumlah koperasi di Indonesia sekitar 194 ribu unit. Pertumbuhan rata-rata koperasi di Indonesia adalah 5% per tahun. Tidak seperti industri perbankan yang terus melejit dan besar, usaha koperasi selalu jatuh bangun. Buka tutup usaha koperasi sudah jadi pemandangan umum.
Atte yang Anggota F-PD ini, masih memandang koperasi dengan positif. “Saya melihat positif dunia koperasi kita. Selama dikelola dengan baik, dia bisa bersaing secara global. Tapi, kalau dikelola asal-asalan, ya tentu tidak bisa bersaing,” katanya. Koperasi, jelas Atte, ada 4 macam, yaitu koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa, dan koperasi simpan pinjam.
“Pengaturan soal koperasi sudah baik dalam UU. Tinggal para insan koperasinya yang perlu dibenahi sebagai entitas koperasi.” Menyoal jatuh bangun usaha koperasi ini, Atte lalu memberi gambaran menarik. Seekor monyet dan kancil bersaing menanam pohon pisang. Monyet menanam pisang dari jatungnya. Sedang kancil yang cerdas, menanam pisang dari tunas pisangnya. Tentu kancil unggul dan pohon pisangnya tumbuh lebih cepat.
Begitulah realitas membangun koperasi di Tanah Air. Koperasi harus dibangun dari sumbernya yang tepat, baik pendanaannya maupun entitasnya. Di Lampung, daerah pemilihannya sendiri, lanjut Atte, banyak sekali koperasi yang berkembang baik.
Media massa harus menyosialisasikan perkembangan dan kemajuan koperasi di Tanah Air. Atte mengungkapkan, contoh paling konkrit adalah koperasi di Sekretariat Jenderal DPR RI yang maju pesat. (mh) foto:ry